Senin, 14 Maret 2016

Ponorogo dan Secuil Ceritanya

Ponorogo merupakan sebuah kota kecil di pojok Selatan, bagian utara berbatasan dengan Magetan, Madiun. Sisi Selatan berbatasan dengan Pacitan dan Laut sisi Barat berbatasan dengan Purwantoro Jawa Tengah sedangkan sisi Timur berbatasan dengan Trenggalek.

      Ponorogo memiliki objek wisata yaitu Telaga Ngebel diresmikan tahun 2008, bukan hanya sebagai tempat rekreasi saja, namun berguna juga untuk pembangkit tenaga listrik, perternakan ikan, dan pengairan tanaman warga sekitar. Danau alam itu terletrak di kaki Gunung Wilis, tepatnya di wilayah Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Telaga itu juga menyimpan legenda lama yang berbau mistis perihal sesosok naga bernama Baru Klinting. Banyak versi yang menceritakan tentang sosok Naga tersebut. Sepaham saya dan yang paling saya pribadi sukai inti dari cerita tersebut adalah mengajarkan masyarakat agar tidak bersikap sombong terhadap sesama, recommended lah. Apalagi di sana ketika musim Nangka wuidih manis, gurih, legit rasa daging buahnya pokoknya menjadi pengalaman tak terlupakan, bahkan banyak pengunjung yang rela merogoh goceng untuk membeli lebih buah Nangka guna dijadikan oleh-oleh sanak family.




      Sedangkan untuk menu kuliner banyak sekali pilihan, apalagi bagi kaum petualang maupun pelancong. kalau saya pribadi pengalaman hidup dijalan lebih asyik kalau kulineran modelnya dengan system random, jadi ndak usah cari referensi langsung aja jika lapar melanda cari aja warung yang cocok dan gunakan insting untuk menemukan atau lebih mengexplore indrawi, kadang kita akan menemukan tempat baru yang lebih eksotis  dari apa yang sekedar di sarankan mbah google, hehe.


      Soal makanan uwenak yang lebih bersifat buah tangan khas Ponorogo hukumnya wajib dah beli ! hihi.  Jenang Mirah memang  jenang buatan rumah yang dulu namanya ibu Mirah. Letak tokonya di Josari kecamatan Jetis. Jenangnya banyak macemnya, ada Jenang Bata, Ketan, Madumongso, Dodol bahkan ada kripik buah yang lagi ngehits misal kripik Buah Nangka, Buah Apel, Buah Mangga yang menggunakan metodi pengeringan dengan mesin pengering modern sekali proses, jadi tidak menghilangkan cita rasa buahnya. Masih banyak jajan khas Ponorogo lain yang dijual di toko ini. Banyak yang sudah membuktikan yang sekali nyoba ini jenang dijamin pengen nyoba lagi dah, kalau saya lebih suka yang ketan soalnya bisa melar kaya permen karet dan mak nyus gitu. Believe or not? Wajib mampir dah.
     

Senin, 07 Maret 2016

Gerhana Matahari dalam Khazanah Islam

Oleh : Prof. Dr. Susiknan Azhari
Dalam berbagai literatur studi Islam, Gerhana Matahari biasa diistilahkan dengan “kusuf” dan Gerhana Bulan dengan istilah “khusuf”. Sementara itu Al-Biruni dalam Al-Qanun al-Mas’udi menggunakan istilah kusuf untuk keduanya (Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan).
Sepanjang penelusuran penulis ditemukan hampir semua kitab fikih membahas Gerhana Matahari. Hal ini menunjukkan perhatian para ulama sangat besar terhadap peristiwa Gerhana Matahari. Pada umumnya pembahasan meliputi pelaksanaan salat gerhana beserta tekniknya yang bersumber dari berbagai hadis, diantaranya dari Aisyah dan Ibn Abbas sebagaimana dikutip dalam “Al-Mabsuth” karya Syamsuddin as-Sarkhasy. Para ulama berbeda pendapat tentang status salat gerhana. Jumhur ulama berpendapat bahwa salat gerhana hukumnya sunah muakad, sedangkan Imamiyah berpendapat salat gerhana hukumnya fardlu ‘ain.

Tulisan singkat ini hadir dalam rangka mereview karya yang telah ditulis sebelumnya untuk melihat perkembangan studi Gerhana Matahari di dunia Islam. Karya-karya dimaksud antara lain :
  1. Ilm al-Falak karya Muhammad Ridla Madur (1970). Buku ini terdiri enam belas bab yang menguraikan dasar-dasar astronomi Islam. Pada bab lima belas ditemukan pembahasan tentang Gerhana Matahari meliputi cara mengetahui terjadinya Gerhana Matahari dengan menggunakan berbagai rumus disertai latihan soal.
  2. Gerhana Manifestasi Kekuasaan Allah ditulis oleh Basit Wahid dan dimuat dalam Majalah Suara Muhammadiyah (1997). Menurutnya peristiwa gerhana dapat dihitung dengan tepat berdasarkan hasil perhitungan hisab (astronomi) baik yang sudah terjadi ratusan tahun yang lalu maupun yang akan terjadi ratusan tahun kemudian. Fenomena gerhana dapat juga dijadikan uji sahih hisab awal bulan kamariah. Sebab Gerhana Matahari selalu terjadi pada waktu ijtimak (konjungsi). Selain itu Gerhana Matahari merupakan manifestasi kebesaran Allah dalam alam semesta. Oleh karena itu ketika terjadi gerhana hendaklah umat Islam memperbanyak do’a, melaksanakan salat, memperbanyak sedekah, dan mengerjakan segala amal yang baik.
  3. Rasulullah Hanya Sekali Salat Gerhana Matahari (Terjadi saat gerhana matahari cincin 632 M) ditulis oleh T. Djamaluddin dan dimuat dalam harian Pikiran Rakyat (1998). Artikel ini ditulis dalam rangka menjelaskan peristiwa Gerhana matahari Cincin 22 Agustus 1998 yang melewati sebagian wilayah Indonesia dengan mengkaitkan peristiwa Gerhana Matahari pada zaman nabi saw. Menurutnya sejak nabi saw diangkat menjadi rasulullah sampai meninggal hanya ada lima kali peristiwa Gerhana Matahari di Mekah dan Madinah. Empat Gerhana Matahari terjadi di Mekah dan sekali di Madinah. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa rasulullah hanya sekali melaksanakan Salat Gerhana Matahari Cincin pada tanggal 30 Januari 632.
  4. Al-Kusuf wa al-Khusuf karya Ahmad Basam Hatim (1999). Pada bagian awal dijelaskan konsep dasar astronomi Islam (universal time, ephemeris time, perigee, apogee, perihelion, aphelion, ascending node, descending node, umbra, penumbra). Menurut data yang terkumpul sejak tahun 1901 sampai 2000 telah terjadi Gerhana Matahari Total sebanyak 71 kali dan pada tahun 2001 sampai 2100 akan terjadi Gerhana Matahari Total sebanya 69 kali. Pada bagian akhir ditampilkan berbagai foto Gerhana Matahari Total yang terjadi pada 21 September 1922, 19 Juni 1936, 22 September 1968, 30 Juni 1973, dan 21 Oktober 1977.
  5. Ilm al-Falak al-‘Am karya Mustafa Mahmud dan Mirfat Sayyid Awad (2000/1420). Buku ini terdiri sebelas bab yang menjelaskan persoalan astronomi Islam meliputi sejarah perkembangan ilmu falak, kalender Islam, arah kiblat, dan gerhana. Pada sub bagian Gerhana Matahari hanya menjelaskan pengertian dan syarat-syarat terjadinya Gerhana Matahari.
  6. Al-Qanun al-Mas’udi karya Abu Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni (w. 440 H). Karya ini ditahqiq oleh Abdul Karim Syami al-Jundi dan diterbitkan pada tahun 2002/1422 sebanyak tiga jilid. Pada jilid kedua ditemukan pembahasan tentang Gerhana Matahari meliputi syarat-syarat terjadinya gerhana dan macam-macamnya.
  7. Al-Mawsu’ah al-Falakiyah karya Ibrahim Hilmi al-Ghury (2008/1429). Buku ini merupakan ensiklopedi tematis tentang astronomi Islam. Salah satu tema yang dibahas adalah Matahari – sub tema menjelaskan persoalan Gerhana Matahari meliputi aneka macam Gerhana Matahari dan syarat-syarat terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT).
  8. Al-Kusuf wa al-Khusuf ditulis oleh Zainul Abidin Mutawalli (2009/1430). Buku ini menjelaskan perlbagai peristiwa gerhana, durasi gerhana, dan lokasi yang dilintasi. Pada tahun 2008 sampai 2010 terjadi tiga Gerhana Matahari Total, yaitu 1 Agustus 2008 (jalur GMT adalah Amerika Utara, Eropa, Asia, Mongolia, dan Cina), 23 Juli 2009 (jalur GMT adalah Asia Timur, Cina, Nepal, Lautan Pasifik), dan 11 Juli 2010 (jalur GMT adalah Amerika, Chili, dan Argentina).
  9. Mabadi’ Ilm al-Falak al-Hadis karya Abdul Aziz Bakri Ahmad (2010/1431). Buku ini sangat lengkap membicarakan persoalan astronomi Islam terdiri tujuh belas bab. Untuk memudahkan pemahaman masing-masing bab disertakan soal latihan. Khusus pada bab kesembilan dijelaskan persoalan Gerhana Matahari meliputi aneka macam gerhana, durasi, dan tahapan gerhana. Pada bab ini juga dibahas fenomena Gerhana Matahari Total yang terjadi pada tanggal 29 Maret 2006 dan cara mengambil gambar pada saat terjadi gerhana.
  10. Mausu’ah al-Aflak wa al-Auqat karya Abu Aiman Khalil Ahmad Abdul Latif (2010/1431). Buku ini merupakan ensiklopedi astronomi Islam yang membahas tentang dasar-dasar astronomi, arah kiblat, awal waktu salat, kalender, perbandingan tarikh, dan gerhana. Pada sub bagian Gerhana Matahari hanya menjelaskan pengertian dan bentuk. Pada bagian akhir ada beberapa lampiran, seperti glosari, proses perhitungan arah kiblat, awal waktu salat dengan menggunakan markaz kota New Delhi, time zone, dan data geografis kota-kota seluruh dunia (lima benua) beserta arah kiblat.
  11. Menjejak Keunikan Gerhana Matahari karya Kassim Bahali (2015). Buku ini menerangkan pengalaman penulis dalam melakukan ekspedisi pengamatan Gerhana Matahari Total di berbagai negara yang sangat inspiratif ditulis menggunakan gaya bahasa yang mudah dan ringkas dilengkapi pelbagai foto yang sangat menarik dan menakjubkan.
Selain karya-karya di atas juga ditemukan penelitian tentang gerhana yang dilakukan oleh Muh. Rasywan Syarif dengan judul “Fiqh Astronomi Gerhana Matahari (2012)”. Selanjutnya perlu diketahui, Syekh Arsyad al-Banjari juga pernah menulis buku tentang gerhana sebagaimana ditunjukkan oleh Abu Daudi (salah seorang keturunan Syekh Arsyad) ketika penulis berkunjung ke kediamannya. Menurutnya karya Syekh Arsyad tersebut belum ada yang mengkaji atau menjadikan objek penelitian karena masih berupa manuskrip.
Dari sekian buku dan artikel yang dijelaskan di atas tampak persoalan gerhana menjadi objek kajian yang menarik bahkan secara tidak langsung telah terjadi proses integrasi-interkoneksi. Lebih dari itu kajian terhadap fenomena gerhana akan menyadarkan manusia akan kebesaran Sang Maha Pencipta. Peristiwa gerhana juga dapat dijadikan momentum untuk memperbaiki data hisab. Oleh karena itu peristiwa Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 bertepatan dengan tanggal 29 Jumadilawal 1437 H yang sangat langka ini akan melintasi wilayah Indonesia (Palembang, Bangka, Belitung, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwak, Ternate, dan Halmahera) tidak boleh terlewatkan begitu saja. Saatnya umat Islam bergandengan melakukan pengamatan, gerakan nasional Salat Gerhana Matahari, berzikir, memperbanyak sedekah, dan amal salih.
Wa Allahu A’lam bi as-Sawab.

Melek Teknologi


Salam.

Siang ini saya dihadapkan dengan kenyataan  bahwa tidak bisa dipungkiri lagi, generasi sekarang mau tidak mau kudu belajar ya atau minimal mencium lah bau dunia digital, dimana pengguna diumudahkan dengan berbagi fasilitas yang mendukung baik di dunia pendidikan atau dunia pekerjaan.

Courtesy: http://arbesdj.blogspot.co.id/2013/07/walaupun-ndeso-di-desa-ini-warganya.html
Namun secara tidak sadar dilihat dari segi negatifnya banyak yang dinina bobokkan dengan dunia digital, semisal asyik dengan dunianya sendiri sehingga lupa bersosialisasi, lupa waktu, terjebak di dunia maya atau istilahnya information overload. Dimana banyak pengguna yang kehilangan arah tak tau jalan pulang :). Misal pengalaman pribadi  niatnya mau ngerjain tugas, ketika mood lagi turun kadang iseng pingin buka sosmed eee taunya kebablasan  sosmedan mulu tugas ndak kelar- kelar hehe.

bersambung...

Selasa, 08 Desember 2015

Rayanya Sastrawan UIN Sunan Kalijaga

            Banyak civitas akademia sekarang ini lebih intens untuk mengenal budaya pop, mulai dari selalu update berita terkini soal gadget, fashion, penampilan yang terkadang jauh dari kesan artistic hanya sekedar terbawa arus. Bolehlah sekali-kali melangkahkan kaki tilik ke salah satu event kampus (ini nge-hits banget). Nah , eventnya itu ialah E(k)SKAvasi: Teater Eska Archive Exhibition. Event ini adalah perayaan ulang tahun dari salah satu organisasi Teater Eska (35 thn).


E(k)SKAvasi  sendiri adalah momen untuk menandai masih terus berkaryanya penggiat teater ini. Mulanya ide mengambil tema (ekskavasi) sebenarnya disadur dari keilmuan arkeologi yang bermakna penggalian ditempat tertentu dan mengandung benda-benda purbakala. Ekskavasi sebenarnya ditujukan untuk merespon rancang-bangun konsep pameran arsip yang dilaksanakan pada tanggal 12-14 November 2015 banyak yang dipamerkan mulai dari poster, foto video, ratusan buku yang penulisnya dari teman-teman teater Eska , naskah teater, kliping surat kabar, skripsi yang merujuk dan meneliti Eska sendiri, kostum, property, lukisan dll.


Gondrong. Mungkin inilah kesan pertama yang dipahami mahasiswa baru untuk mengenal ESKA, sebenarnya bisa dikatakan untaian panjang rambut kakak-kakak senior ini berbanding lurus dengan kreatifitas dan bermunculannya karya seni yang sudah mereka gubah dengan syahdunya. Terbukti, terpampang nyata dihadapan khayalak ketika event kemarin diadakan.

dunia digital yang semakin ogah-ogahan

Bu Labib punya nih

Saya rasa peran serta ESKA turut andil dalam membentuk karakter, mental dan penjiwaan para agen perubahan menghadapi tantangan zaman ini sungguh besar, olah rasa yang kadang sedikit dianggap remeh dalam dunia didik dan mendidik dan lebih mengedepankan olah raga sahaja. Besar harapannya kedepannya bisa bersinggungan dan lebih bersinergi sehingga faham- faham miring bisa dibrantas. Maju terus ESKA! jayalah cita dan harapanmu.

Senin, 07 Desember 2015

Tilik Perpustakaan Sonobudoyo

Jum’at, 4 Desember  kunjungan pertama saya di Perpustakaan  Sonobudoyo, bertepatan satu bangunan dengan Musium Sonobudoyo yang letaknya disebelah  utara Alun-alun Utara Yogyakarta, bisa dibilang juga perpustakaan ini adalah perpustakaan khusus, karena disana mayoritas koleksi berupa naskah kuno dan koleksi buku jaman dahulu kala yang sudah didirikan sejak tahun 1940, lokasi menepati gedung 668 m2. Ibu Prameswari sebagai pegawai perpustakaan bertutur bahwasanya rata- rata koleksi perpustakaan terdiri dari buku-buku berbahasa asing, sedangkan katalognya dibagi menjadi kalatalog khusus yaitu terdiri dari bahasa asing dan katalog Bahasa Indonesia.

Lt. 3 ruang perpustakaan



        Sumber bukunya didapat dari hibah para donatur dan tidak ada yang sifatnya membeli, bangunan perpustakaan sendiri merupakan peninggalan dari Java Institute (6 November 1935) peninggalan Belanda, sistim peminjamannya bisa dikatagoreikan tertutup, karena bagi pemustaka yang mau meminjam koleksi bisa melihat melalui katalog, mencatat buku yang akan dipinjam dan setelah itu menghubungi petugas untuk dilayani (termasuk minta salinan buku), koleksi dibaca ditempat.   Perpustakaan ini juga termasuk salah satu perpustakaan yang paling banyak menyimpan naskah Nusantara (sekitar 1000 lebih naskah) baik dari Melayu, Sunda, Jawa, Madura, Bali Lombok. Menurut isi, naskah koleksinya beragam, mulai dari babad, wayang, piwulang, primbon, mitologi, astronomi, bahkan pengobatan masa lalu juga ada. Naskah tertua ditulis abad ke-17.


              Koleksi dari Perpustakaan sendiri sekitar 20.000 eksemplar, buku yang tertebal berukuran 15 cm kalau dibandingkan dengan buku standar sekitar 20 buku, sedangkan buku terlaris adalah buku- buku yang bersinggungan dengan sejarah. Pengunjung harian sekitar 5-10 pemustaka, operasionalnya 5 hari kerja. Buku-buku yang telah dikatalogkan dan diinput secara manual sekitar 1000 judul, tentu dibawah pengawasan penuh kepala perpustakaan yaitu Dra. Rihariani, sedangkan untuk perawatan koleksinya tentu saja sudah banyak yang berumur dan rapuh menggunakan metode fumigasi/refresh atau lebih dikenal dengan istilah kapur barus.

pamitan

Lt. 2 Ruang Digitalisasi, beberapa penampakan buku

                                                             

                Perpustakaan sendiri terdapat di lantai 3, lantai 2 khusus untuk tempat naskah kuno dan ruang digitalisasi. Penguhuni perpustakaan sendiri terdiri dari 3 pustakawan, meja, kursi, komputer, televisi dan telepon. Menurut saya pribadi Perpustakaan Sonobudoyo terkesan kurang hidup, sehingga gairah minat baca, mengunjungi agak menurun. Disinilah peran pustakawan khususnya lulusan Ilmu Perpustakaan dimasa mendatang harus lebih inovatif dalam mesiasati, mepublikasikan kepada khayalak sehingga tahu dan mau untuk merawat dan melestarikan bersama warisan keilmuan khususnya manuskrip-manuskrip kono dan buku-buku bersejarah.


  

Rabu, 25 November 2015